BAYU, HOW ARE YOU ?

Informasi soal Bayu kami dapatkan
dari salah seorang teman yang saat itu justru sedang merantau di Jakarta. Dan
untuk memastikan kebenaran info itu kami segera melakukan survey. Info itu
ternyata benar. Dia anak yatim piatu yang tinggal berdua saja dengan neneknya
yang sudah renta dan sakit-sakitan. Kondisinya juga sangat memprihatinkan. Tak bisa
berjalan karena ada luka di bekas operasinya. Bayu mengalami kecelakaan motor
sekitar tahun 2011 dan menjalani operasi pemasangan pen di paha sebelah kiri.
Operasi dilakukan di salah satu RS swasta di Wonogiri. Tapi beberapa bulan
kemudian ada masalah dengan kakinya. Terasa sakit dan mulai mengeluarkan darah
disertai cairan nanah. Tim dokter sempat menyarankan dilakukan oprsi ulang.
Tapi karena ketiadaan biaya operasi urung dilakukan. Waktu itu dia tak memiliki
kartu jaminan kesehatan. Jadi semua biaya secara umum itupun atas biaya swadaya
masyarakat sekitar. Jangankan untuk membiayai operasi, untuk makan sehari-hari
saja mengandalkan belas kasihan tetangga. Secara bergantian warga sekitar
memberi makanan pada Bayu dan neneknya.
Kondisi yang seperti itulah yang
membuat Bayu mengurungkan niatnya melakukan operasi lagi. Dia merawat lukanya
sendiri di rumah, sesekali jika ada rejeki dibawa ke Puskesmas. Keadaan seperti
itu berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Itu artinya selama itu luka mulai
mengalami pembusukan, mengeluarkan darah dan nanah.
Seperti biasa kami segera
bergerak cepat, membawa Bayu ke RS. Ortopedi Solo pada keesokan harinya. Di RS
ini segera dilakukan rongent untuk melihat kondisi paha kirinya. Hasilnya
diluar dugaan kami. Terbaca dengan jelas bahwa pen melengkung, bahkan skrub
patah. Patahan skrub itu yang setengah tertancap di dalam tulang, setengahnya
lagi terlepas menusuk ke dalam daging. Skrub yang tertinggal di dalam daging
itulah yang menyebabkan infeksi sampai mengeluarkan darah dan nanah setiap
harinya. Dokter segera ambil tindakan operasi. Dua hari kemudian operasi
dilakukan. Operasi pertama untuk mengambil pen dan membersihkan tulang-tulang
mati. Sementara dalam kondisi infeksi dalam paha seperti itu tak mungkin
dipasang pen dalam lagi maka dokter memutuskan memasang pen luar. Maka opersi
lanjutan adalah pemasangan pen luar.
Pasca opersi pemasangan pen luar
sambil menunggu penyembuhan infeksi dipahanya, Bayu menjalani fisioterapi rutin
di RSUD Wonogiri. Selain itu dia sendiri rajin melatih kakinya di rumah. Selama
lebih dari 1,5 tahun tak bisa di gerakkan membuat Bayu harus berusaha keras
melatih otot kakinya agar mau berfungsi kembali. Kesabaran dan kerja kerasnya
membuhkan hasil. Setahun lebih kami mendampingi dia tak sedikitpun dia mengeluh
atau kehilangan semangat untuk sembuh. Akhirnya pen luar bisa di lepas dan
sekitar 2 bulan yang lalu dokter menyatakan sudah sembuh dan tak perlu
melakukan pengobatan lagi.
Dan hari ini secara tak sengaja
waktu kami move di RSUD Wonogiri kami bertemu dengan salah satu tetangga Bayu
dan mengabarkan bahwa Bayu akan mulai bekerja. Dia bertekat akan bekerja untuk
menghidupi keluarga dan merawat neneknya tanpa harus bergantung pada tetangga
sekitar seperti dulu. Dia siap jadi tulang punggung nenek yang biarpun beliau
sendiri sedang sakit tua tapi tetap sabar merawat Bayu dengan sisa-sisa
kekuatannya.Mendengar kabar itu sungguh kami tak bisa menahan air mata karena
terharu. Selamat berjuang Bayu, perjuangan hidup yang sesungguhnya sudah
menantimu. Raih masa depanmu yang sempat tertunda karena sakitmu. Rawat dan
temani nenek di sisa usianya. Kami bangga padamu. Tetap Semangiiiiit...Semangat
Menembus Langiiiiit...!!! Buatlah nenekmu bangga...hanya beliau yang kamu punya
saat ini, dan yakinlah orang tuamu di syurga pasti tersenyum bangga
melihatmu.Keep fight...keep your spirit and...never give up.
Salam Tembus Langit....!!!