Sabtu, 09 April 2016

5 TAHUN MENDERITA MEGACOLON, TONI SEMPAT DIKIRA KEKURANGAN GIZI

TONI SISWANTO

Toni Siswanto (10 Tahun, Megacolon) siswa kelas 3 SD ini putra keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Senen dan Ibu Bimani. Beralamat di Dusu Jetis 04/02, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Kehidupan mereka jauh dari kekurangan. Pak Senen sehari-hari hanyalah seorang buruh serabutan dengan penghasilan yang tak menentu. Menghidupi lima orang anak dan juga ibunya yang sudah renta. Mereka tinggal di sebuah rumah yang terlihat kumuh berdinding anyaman bambu yang sudah banyak lobangnya, sebagian berdinding batu bata yang sudah usang dimakan usia. Pintu terbuat dari kayu usang yang mulai rapuh, atap tak jauh berbeda banyak genting yang pecah. Membiayai  sekolah  empat orang anak dengan penghasilan pas-pasan, bahkan selain Toni masih ada lagi anaknya yang saat ini juga sakit. Anak sulungnya yang diharapkan bisa meringankan beban keluarga justru menderita gangguan jiwa. Sama seperti Toni pada , karena ketiadaan biaya sakit itu dibiarkan saja.
Toni sendiri sebenarnya  sudah mulai merasakan sakit saat dia berumur 5 tahun. Keadaan ekonomi yang kekurangan membuat keluarga membiarkan sakit itu dan berharap akan sembuh dengan sendirinya, mengingat terkadang sakit itu kadang timbul dan hilang dengan sendirinya. Hingga akhirnya penyakit itu tak kunjung sembuh, tubuh Toni semakin kurus, perut semakin membesar.  Akhirnya ada tetangga yang menyarankan membawa Toni ke RS. Mereka awalnya menolak karena mereka kebingungan soal biaya. Atas informasi tetangganya itu juga Tim #SRWonogiri diminta tolong untuk membantu Toni. Tim memang baru menerima laporan saat Toni sudah dirawat di RS. Tapi biarpun agak terlambat Tim segera bergerak dan memutuskan menghandle kasus Toni
Awalnya Toni dicurigai menderita gizi buruk. Tapi kecurigaan itu berubah saat diketahui bahwa Toni mengalami masalah BAB sejak kecil, hanya saja tak begitu di hiraukan. Kepastian itu baru  muncul saat Toni di bawa berobat ke RSUD WONOGIRI. Dari hasil rongent , USG dan Lopograpi diketahui bahwa Toni menderita Megacolon. Tindakan operasi segera diagendakan , tiga hari setelah menjalani rawat inap.
Tanggal 4 Februari 2016, operasi pertama dilakukan di IBS RSUD WONOGIRI untuk pemotongan usus dan pembuatan colostomi. Enam hari kemudian tepatnya tanggal 10 Februari Toni diperbolehkan pulang. Melihat kondisi rumah Toni sungguh membuat hati miris. Dalam keadaan pulang dari RS pasca menjalani operasi, Toni hanya tidur diatas tempat tidur besi tua, hanya beralas tikar yang sudah sobek sana sini, tanpa kasur karena mereka memang tak punya itu. Hanya ada beberapa bantal kumal dan lusuh. Akhirnya Tim membelikan kasur, dan perlengkapan tidur lainnya. Sementara untuk medikasi dirumah demi merawat luka operasinya, Tim mendatangkan perawat untuk melakukan medikasi sampai luka operasi dinyatakan sembuh.
Untuk tindakan selanjudnya masih akan ada operasi lanjutan. Penutupan stoma dan penyambungan usus. Hanya saja untuk operasi lanjutan tak bisa di lakukan di RSUD. WONOGIRI dan harus dirujuk ke RSD. Moewardi Surakarta. Sementara untuk sekitar 6 bulan kedepan sebelum operasi lanjutan, Toni harus menjalani chek up rutin di RSUD WONOGIRI.
Sedekaholic ... Toni berasal dari keluarga dhuafa, yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Harapan Toni dan keluarga tak lain kesembuhan Toni. Ditengah himpitan ekonomi dengan segala keterbatasannya keluarga Toni berjuang demi kesembuhan Toni. Toni ingin bisa normal seperti anak seusianya, ingin kembali bermain dan bersekolah bersama saudara kembarnya. Mari berbagi meringankan beban keluarga ini. Bantu kesembuhan Toni, karena  masa depannya masih menanti. Membantu kesembuhan Toni sama saja menyelamatkan salah satu generasi penerus bangsa. Masihkan kita mau menutup mata untuk keluarga Toni, keluarga dhuafa?  Sisihkan sedikit rejeki untuk Toni, saatnya kita peduli.

Salam Tembus Langit...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar