TONI SISWANTO
Toni Siswanto (10 Tahun,
Megacolon) siswa kelas 3 SD ini putra keempat dari lima bersaudara pasangan
Bapak Senen dan Ibu Bimani. Beralamat di Dusu Jetis 04/02, Kelurahan Kepatihan,
Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Kehidupan mereka jauh dari kekurangan.
Pak Senen sehari-hari hanyalah seorang buruh serabutan dengan penghasilan yang
tak menentu. Menghidupi lima orang anak dan juga ibunya yang sudah renta.
Mereka tinggal di sebuah rumah yang terlihat kumuh berdinding anyaman bambu
yang sudah banyak lobangnya, sebagian berdinding batu bata yang sudah usang
dimakan usia. Pintu terbuat dari kayu usang yang mulai rapuh, atap tak jauh
berbeda banyak genting yang pecah. Membiayai
sekolah empat orang anak dengan
penghasilan pas-pasan, bahkan selain Toni masih ada lagi anaknya yang saat ini
juga sakit. Anak sulungnya yang diharapkan bisa meringankan beban keluarga
justru menderita gangguan jiwa. Sama seperti Toni pada , karena ketiadaan biaya
sakit itu dibiarkan saja.
Toni sendiri sebenarnya sudah mulai merasakan sakit saat dia berumur
5 tahun. Keadaan ekonomi yang kekurangan membuat keluarga membiarkan sakit itu
dan berharap akan sembuh dengan sendirinya, mengingat terkadang sakit itu kadang
timbul dan hilang dengan sendirinya. Hingga akhirnya penyakit itu tak kunjung
sembuh, tubuh Toni semakin kurus, perut semakin membesar. Akhirnya ada tetangga yang menyarankan membawa
Toni ke RS. Mereka awalnya menolak karena mereka kebingungan soal biaya. Atas
informasi tetangganya itu juga Tim #SRWonogiri diminta tolong untuk membantu
Toni. Tim memang baru menerima laporan saat Toni sudah dirawat di RS. Tapi
biarpun agak terlambat Tim segera bergerak dan memutuskan menghandle kasus Toni
Awalnya Toni dicurigai menderita
gizi buruk. Tapi kecurigaan itu berubah saat diketahui bahwa Toni mengalami
masalah BAB sejak kecil, hanya saja tak begitu di hiraukan. Kepastian itu
baru muncul saat Toni di bawa berobat ke
RSUD WONOGIRI. Dari hasil rongent , USG dan Lopograpi diketahui bahwa Toni
menderita Megacolon. Tindakan operasi segera diagendakan , tiga hari setelah
menjalani rawat inap.
Tanggal 4 Februari 2016, operasi
pertama dilakukan di IBS RSUD WONOGIRI untuk pemotongan usus dan pembuatan
colostomi. Enam hari kemudian tepatnya tanggal 10 Februari Toni diperbolehkan
pulang. Melihat kondisi rumah Toni sungguh membuat hati miris. Dalam keadaan
pulang dari RS pasca menjalani operasi, Toni hanya tidur diatas tempat tidur
besi tua, hanya beralas tikar yang sudah sobek sana sini, tanpa kasur karena
mereka memang tak punya itu. Hanya ada beberapa bantal kumal dan lusuh.
Akhirnya Tim membelikan kasur, dan perlengkapan tidur lainnya. Sementara untuk
medikasi dirumah demi merawat luka operasinya, Tim mendatangkan perawat untuk
melakukan medikasi sampai luka operasi dinyatakan sembuh.
Untuk tindakan selanjudnya masih
akan ada operasi lanjutan. Penutupan stoma dan penyambungan usus. Hanya saja
untuk operasi lanjutan tak bisa di lakukan di RSUD. WONOGIRI dan harus dirujuk
ke RSD. Moewardi Surakarta. Sementara untuk sekitar 6 bulan kedepan sebelum
operasi lanjutan, Toni harus menjalani chek up rutin di RSUD WONOGIRI.
Sedekaholic ... Toni berasal dari
keluarga dhuafa, yang sangat membutuhkan uluran tangan kita. Harapan Toni dan
keluarga tak lain kesembuhan Toni. Ditengah himpitan ekonomi dengan segala
keterbatasannya keluarga Toni berjuang demi kesembuhan Toni. Toni ingin bisa
normal seperti anak seusianya, ingin kembali bermain dan bersekolah bersama
saudara kembarnya. Mari berbagi meringankan beban keluarga ini. Bantu
kesembuhan Toni, karena masa depannya
masih menanti. Membantu kesembuhan Toni sama saja menyelamatkan salah satu
generasi penerus bangsa. Masihkan kita mau menutup mata untuk keluarga Toni,
keluarga dhuafa? Sisihkan sedikit rejeki
untuk Toni, saatnya kita peduli.
Salam Tembus Langit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar