Sabtu, 09 April 2016

KETABAHAN BU KATNI YANG HAMPIR KEHILANGAN KAKI

KATNI


Ibu Katni (43 tahun) adalah seorang dhuafa yang tinggal di Dusun Temon Lor RT 02/RW 05, Desa Temon, Kecamatan Baturetno ,Kabupaten Wonogiri.  Tinggal di sebuah rumah mungil berdinding kayu hasil program bedah rumah dari pemerintah, karena sebelumnya rumah Bu Katni memang tak layak huni. Berdinding anyaman bambu yang sudah banyak lobangnya bahkan beberapa bagian dinding terpaksa ditambal dengan lembaran kardus bekas. Berlantai tanah, atap rumahpun mulai banyak yang bocor, langit rumahpun mulai rapuh. Kesehariannya Bu Katni tinggal bersama suaminya Pak Jarto dan anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Keluarga ini memang tergolong tidak mampu. Suaminya bermata pencaharian sebagai tenaga serabutan dengan pendapatan yang tak menentu. Terkadang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka masih kekurangan ditambah lagi biaya sekolah anak mereka. Melihat kondisi yang seperti ini tak lantas membuat Bu Katni tinggal diam. Sebisa mungkin beliau membantu meringankan beban keluarga dengan bekerja sebagai buruh tani.


Sekitar bulan Juni 2014 ini Bu Katni mulai merasakan nyeri pada paha sebelah kanan. Awalnya hanya benjolan kecil sebesar bisul,tapi lama-lama bertambah besar.  Dan itupun masih beliau rahasiakan sakit itu dan tetap bekerja seperti biasanya, tak mau menambah beban keluarga, begitu pikirnya. Tapi lama-kelamaan benjolan itu semakin besar dan semakin sakit. Keluargapun akhirnya mengetahui ,lagi-lagi  Bu Katni masih berusaha menutupi dengan berbohong bahwa bengkak di paha itu karena terbentur meja. Keluarga Bu Katni tetap saja khawatir dan membawa Bu Katni ke sebuah RS swasta di Wonogiri.Di RS.Marga Husada inilah Bu Katni diminta segera menjalani tindakan operasi. Mendekati lebaran tim Dokter memutuskan segera melakukan tindakan operasi. Diagnosa sementara waktu itu tumor di paha kanan.
Pasca operasi keadaan sempat membaik. Tapi keadaan tak bertahan lama ,dua bulan kemudian benjolan itu muncul lagi dengan kondisi lebih besar dari sebelumnya bahkan bisa dibilang pertumbuhan benjolan itu begitu cepat. Tentu saja lebih terasa sakit. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan seperti ini , pihak RS Marga Husada segera merujuk ke RSD.Moewardi Solo. Di RS inipun Dokter juga segera mengambil tindakan cepat dengan melakukan serangkaian test pendukung untuk operasi. Sebelum operasi dilakukan Dokter sempat memberikan gambaran kemungkinan besar setelah dilakukan operasi Bu Katni bisa jadi mengalami kelumpuhan. Bu Katni pun menyanggupi dengan segala macam resikonya. Baginya yang terpenting adalah bisa sembuh dan tak merasakan sakit lagi.

Dua hari menjalani rawat inap di RSD.Moewardi Solo Bu Katni langsung menjalani operasi pengangkatan benjolan sekaligus untuk menjalani PA. Alhamdulillah operasi berjalan lancar dan setelah operasi Bu Katni masih bisa menggerakkan kakinya, bahkan masih bisa berjalan kembali. Tersirat raut wajah lega saat mengetahui kakinya masih bisa berfungsi kembali. Tapi kelegaan itu tak berlangsung lama saat Dokter membacakan hasil PA. Hasilnya sangat mengejutkan. Pasien menderita Pleomorphic Rhabdomyosarcoma, penyakit kanker ganas yang menyerang jaringan lunak seperti otot dan biasanya menyerang di bagian leher, kaki, paha. Kebetulan Bu Katni menderita penyakit ini dan menyerang di paha bagian kanan.
Permasalahan tak cukup sampai disini saja, 10 hari pasca operasi muncul masalah baru. Luka operasi tak bisa mengering, terjadi pembengkakan bahkan jahitan operasi mulai lepas dengan sendirinya. Belakang diketahui penyebabnya adalah terjadinya penumpukan cairan nanah dan darah didalam bekas operasi. Tim medis terpaksa membuka seluruh jahitan untuk mengeluarkan semua cairan dan membiarkan luka terbuka. Dokter sempat berfikir keras untuk menentukan tindakan selanjudnya. Untuk dilakukan kemoterapi jika menunggu granulasi akan memakan waktu lama karena lukanya cukup dalam dan lebar,  itu artinya sangat beresiko karena kanker akan menyebar. Kanker ini penyebaranya sangat cepat dan dikhawatirkan akan menyerang organ lainnya. Akhirnya dengan resiko yang lebih ringan diputuskan tetap dilakukan kemoterapi beriringan dengan penyembuhan lukanya. Kemoterapi langsung dilakukan dengan efek yang lebih berat mengingat lukanya. Luar biasa sakit yang akan diderita Bu Katni.

Dokterpun sudah menjelaskan bahwa Bu Katni menderita kanker ganas level 3. Yang lebih luar biasa adalah ketabahan beliau. Tak ada sedikitpun ketakutan ataupun kesedihan terpancar dari wajahnya. Beliau tetap tersenyum lembut, sangat terlihat sekali kalau beliau ikhlas dan menerima keadaannya. Sungguh luar biasa kasih sayang Tuhan pada Bu Katni, semangat hidupnya tinggi dan semangatnya untuk sembuh pun luar biasa. Dengan sabar beliau seakan tak lelah meskipun harus sering bolak-balik kerumah sakit. Jarak puluhan kilo dari rumah menuju rumah sakit,berangkat subuh pulang sampai rumah waktu magrib  tak mengendurkan semangatnya untuk berobat. Dengan berjalan tertatih, langkah agak diseret sesekali beliau menghela nafas pertanda beliau menahan rasa sakitnya.

Sahabat, terkadang kita mengeluh bahkan kadang mengumpat saat kita tersandung dan terjatuh. Lalu lihatlah Bu Katni yang saat ini berjuang mencari kesembuhan, bahkan bukan tak mungkin jika untuk menyelamatkan nyawanya beliau harus kehilangan kakinya. Masih pantaskah kita mengeluh? Bersyukurlah kita masih punya dua kaki yang saat ini masih bisa digunakan untuk berjalan bahkan berlari. Sahabatku, tak ada salahnya sebagai wujud rasa syukurmu kita bantu kesembuhan Bu Katni dengan menyisihkan sedikit rejeki kita agar beliau dapat terus berobat. Ketika sakit itu mahal pastinya kita memilih untuk tetap sehat. Tentunya kita tak ingin jika berada di posisi Bu Katni bukan? Bukankan lebih baik membantu biaya berobat karena kita dalam keadaan sehat daripada kita yang dibantu berobat karena kita dalam keadaan sakit?. Mari ulurkan tangan untuk Bu Katni berjuang untuk kesembuhannya. Mari mulai peduli dengan berbagi.


Salam Tembus Langit.

DONASI UNTUK BU KATNI DAN PASIEN  #SR LAINNYA DAPAT DISALURKAN KE :

CP KOORDINATOR #SRWONOGIRI
085329907666/085712612777
(NONIS MS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar